K E K Sebagai Peluang
Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) merupakan fenomena global yang
sulit kita hindari, karena KEK merupakan salah satu bentuk baru kerjasama Internasional
dalam bidang perdagangan sebagai konsekwensi masuknya Indonesia menjadi anggota
berbagai organisasi perjanjian perdagangan Internasional baik GATT/WTO, APEC, AFTA
maupun IMT-GT. Kerjasama KEK saat ini merupakan perkembangan mutakhir dari berbagai
bentuk kerjasama ekonomi sebelumnya. Salah satu bentuk kerjasama ekonomi yang pernah
dikembangkan pemerintahan sebelumnya adalah Pembentukan Kawasan Ekonomi Terpadu
(KAPET) dibeberapa Provinsi di Indonesia seperti: Kawasan Pembangunan Ekonomi Terpadu
(KAPET) di Indonesia (Listiyorini, 2006: 15)
Tabel. 1
No Provinsi Nama KAPET
1 Irian Jaya (Papua) Biak
2 Kalimantan Barat Sanggau
3 Kalimantan Tengah Kakab
4 Kalimantan Selatan Batu Licin, Banjarmasin
5 Kalimantan Timur Sasamba, Samarinda
6 Maluku Tengah Seram
7 Nusa Tenggara Timur Mbay
8 Nusa Tenggara Barat Bima
9 Sulawesi Selatan Pare-pare, Ujungpandang
10 Sulawesi Utara Manado
11 Sulawesi Tengah Batui, Luwuk
12 Sulawesi Tenggara Bukari, Kendari
13 Nanggroe Aceh Darussalam Sabang
Sumber: Diolah dari SK. Harian Analisa Medan, Kamis 6 Juli 2006: 15
Dari 13 (tiga belas) provinsi di Indonesia yang telah mambangun KAPET tersebut,
ternyata belum membuahkan hasil yang signifikan, hal ini disebabkan pembangunan beberapa
KAPET tersebut tidak dilakukan dengan perencanaan yang matang. Berbagai kelemahan yang
mengakibatkan kurang berhasilnya KAPET yang ada tersebut disebabkan berbagai faktor,
misalnya KAPET Mbay di Nusa Tenggara Timur, kesulitan menjaring investor akibat
infrastruktur jalan, jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, air bersih yang kurang menunjang.
(Listiyorini,2006:15). Sedangkan Batam yang dikembangkan sejak awal 1970-an dan sempat
menikmati sejumlah perlakuan khusus sebagai kawasan industri, perdagangan, pariwisata dan
jasa alih kapal dengan status BZP nya tampak tidak terlalu sukses mempertahankan
investornya. (Listiyorini, 2006: 15). Pengalaman kurang suksesnya program KAPET ini
seyogianya menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia untuk mengkaji ulang kekurangan dan
kelemahan pada pelaksanaan KAPET sehingga tidak terulang lagi dalam program KEK. Untuk
itu dalam program pembangunan KEK di Indonesia kita harus mengkaji secara matang
bagaimana perencanaan dan strategi yang tepat agar KEK dapat sukses, sekaligus juga
mengadakan pengkajian kemungkinan dampak positif dan negarif yang ditimbulkan KEK itu
sendiri. Oleh karena itu Indonesia harus benar-benar jeli dan bijaksana agar pembentukan KEK
di Indonesia selalu mengutamakan kepentingan positif bagi bangsa Indonesia baik jangka
pendek maupun jangka panjang serta pentingnya kemampuan kita untuk meminimalisir
dampak negatif dari KEK itu. Program KEK apabila ditinjau dari salah satu filosofi
pembangunan Nasional yaitu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya terkesan program
programatis dan instan karena program KEK diarahkan pada daerah yang bukan hanya
memiliki potensi untuk dikembangkan perekonomiannya, namun juga telah memiliki
infrakstruktur pendukung kegiatan ekonomi. Dengan demikian jelas bagi kita bahwa KEK
tidak akan pernah dibangun di daerah yang masih terbatas pembangunan sarana dan
prasarananya, sehingga KEK tidak dapat diharapkan untuk mendorong pembangunan daerah
yang masih belum maju. Jelasnya KEK akan nimbrung didaerah yang telah maju dan
berkembang pesat dan didukung sarana dan prasarana yang relatif maju. Malahan Menteri
Perindustrian RI Fahmi Idris menegaskan beberapa syarat yang harus dimiliki oleh daerah yang
akan dikembangkan menjadi KEK antara lain dekat dengan Pelabuhan, Bandar Udara dan
sumber daya manusia, selain itu kawasan tersebut juga harus memiliki prasarana dan akses
yang dibutuhkan seperti tenaga kerja dan keberadaan industri penunjang dan jasa penunjang
diwilayah tersebut. (Listiyorini, 2006: 15)
Sebenarnya yang menjadi perhatian pokok bagi kita, di samping KEK harus dapat
dijadikan sebagai salah satu solusi bagi pengentasan (erradication) perekonomian nasional,
hendaknya program KEK juga jangan hanya sekedar program proyek mercusuar bagi rezim
pemerintahan yang sedang berkuasa, tapi harusnya benar-benar dijadikan program yang
menjadi kebutuhan pembangunan nasinonal, sehingga kalaupun nantinya terjadi pergantian
rezim pemerintahan di Indonesia, program KEK tetap dapat dilanjutkan dan dikembangkan
oleh rezim pemerintahan yang baru. Seandainya program KEK bisa berjalan sukses dan
langgeng di Indonesia, sebagaimana pengalaman sukses dari beberapa negara yang terlebih
dahulu manjalankan program KEK, seperti yang dijalan kerjasama antara Singapura dengan
negara Vietnam dan Republik Rakyat Cina (RRC) tentunya akan banyak membawa multiflier
effect bagi perekonomian dan kesejahteraan khususnya masyarakat disekitarnya dan Indonesia
pada umumnya. Secara imaginer, program KEK kemungkinan dapat membawa dampak positif
dalam berbagai hal antara lain: a) Dengan adanya KEK diharapkan dapat membuka lapangan
pekerjaan baru dalam jumlah besar, sehingga dapat menyerap tenaga kerja dan mengurangi
jumlah pengangguran. b) Dengan terserapnya angkatan kerja di masyarakat, akan
meningkatkan income perkapita masyarakat, hal ini akan meningkatkan daya beli masyarakat.
c) Dengan meningkatnya daya beli masyarakat maka kegiatan sektor ekonomi riel lainnya
berupa perdagangan barang dan jasa mengalami kemajuan. d) Selain itu dengan adanya
KEK yang akan menjadi tempat beroperasinya berbagai industri dan perdagangan, maka
diharapkan akan dapat menampung hasil produksi pertanian, perkebunan, perikanan, kerajinan
masyarakat sekitar (hinterland) untuk diolah sebagai bahan baku bagi industri yang ada di
KEK. e) Dengan adanya pasar penampungan hasil-hasil pertanian, perkebunan, perikanan,
peternakan masyarakat akan meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan masyarakat. f)
Dengan berkembangnya kegiatan KEK, diharapkan akan mendorong perkembangan industri
jasa pendukung lainnya yang menjadi usaha masyarakat sekitar, misalnya jasa angkutan, jasa
pelayanan penginapan, jasa hiburan, perhotelan dan lain-lain. Beberapa multiflier effect positif
tersebut di atas diharapkan menjadi paket substansi dari visi dan missi pelaksana program KEK
di Indonesia, sehingga KEK benar-benar dapat menjadi salah satu solusi alternatif pengentasan
perekonomian Indonesia yang masih tetap terpuruk sejak dilanda krisis moneter tahun 1997.
0 komentar:
Posting Komentar