Sejak dicanangkan enam tahun lalu, pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) masih jalan di tempat lantaran infrastruktur pendukungnya belum siap.
Menurut Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian Imam Haryono, dua KEK besar hingga saat ini masih belum mendapatkan pasokan listrik dan gas serta kapasitas jalan yang memadai. "Padahal harus siap secepatnya karena investor sudah mengantre," kata Imam di kantor Kementerian Perekonomian, kemarin.
Dua KEK besar yang dimaksud ialah KEK Sei Mangkei di Sumatera Utara dan KEK Bitung di Sulawesi Utara. Imam mengatakan KEK Sei Mangkei belum memiliki jalan pendukung, jalur kereta, bandara, serta pelabuhan yang memadai. Padahal Sei Mangke akan menjadi sentra pengembangan agrobisnis, salah satunya industri minyak sawit. "Ini bagian dari kerja sama Indonesia dan Malaysia," ujarnya.
Agar pengembangan infrastruktur di KEK Sei Mangkei berjalan cepat, Imam mengatakan, Kementerian Perindustrian terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mengatasi masalah yang ada. "Kami berupaya memecahkan masalah pasokan listrik, gas, hingga jalan dan pelabuhan," katanya. Melalui koordinasi ini, Imam berharap pembangunan fasilitas di Sei Mangkei segera rampung.
Ihwal KEK Bitung, Imam mengatakan kendala utamanya adalah pembebasan lahan. Menurut dia, masih banyak rumah liar yang berada di kawasan seluas 92,6 hektare itu. "Baru mau diukur untuk detail pembebasan lahan, petugas sudah diancam dengan golok," ujarnya.
Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong mengatakan KEK Bitung juga terhambat masalah akses transportasi dan jaringan listrik. "Di Manado saja, setiap hari, setiap minggu, listrik padam," katanya di Istana Negara. Thomas juga mengungkapkan kendala lain yang dihadapi Bitung sebagai sentra industri perikanan dan pertanian, yakni rute pelayaran yang masih terbatas.
Direktur Utama PT Pertamina Gas (Pertagas), Hendra Jaya, menyatakan siap memasok gas ke industri yang berada di KEK Sei Mangkei. Pasokan gas terbesar akan diberikan kepada PT Unilever Oleochemical Indonesia. "Mudah-mudahan Desember ini bisa beroperasi," katanya. Unilever Oleochemical melakukan groundbreaking pabrik di Sei Mangkei pada 3 Juli 2013 dengan investasi Rp 2,04 triliun.
Untuk mempercepat pengembangan KEK, pemerintah menerbitkan paket kebijakan ekonomi VI pekan lalu. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani mengatakan salah satu isi paket tersebut adalah pemberian otoritas penuh kepada pengelola KEK untuk membangun dan mengelola infrastruktur dasar. "Sehingga operator mendapat kepastian investasi," katanya.
Dengan kewenangan ini, Franky menambahkan, operator KEK dapat memperluas kawasan tanpa bergantung pada pembangunan infrastruktur pemerintah. Franky mencontohkan, pengelola KEK industri dapat memperbesar kawasan hingga melebihi luas kawasan industri konservatif. Setelah pembangunan infrastruktur rampung, pengelola KEK akan mendapat penggantian dari pemerintah. Insentif lain untuk menggairahkan KEK antara lain diskon pajak penghasilan dan hak guna tanah selama 80 tahun.
0 komentar:
Posting Komentar